berbagai jenis kayu bertuah dan manfaatnya (dari banyak sumber)
Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa,
ada yang mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang
memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja karena
berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang dikeramatkan
seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah mendapatkannya atau
bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan
dan tata cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu
gambar yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau penyakit
pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga, contohnya Pelet Kendhit
pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya memiliki daya mengikat tamu
hingga mereka tidak meninggalkan tempat hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku
bangsa lain, bukan hanya bangsa kita saja.
Dengan mengacu beberapa sumber, antara lain :
Drs. Budihardono, Ir. Bambang W.B. , R. Oesodo, Ir. Wibatsu
HS dan sumber lainnya diuraikan dibawah. Beberapa jenis kayu yang secara
tradisional dianggap bertuah. Penyertaan nama latin untuk menambah informasi
mengenai jenis kayu tersebut. Untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang
tepat diberi tanda (?).
1. Asam Jawa, Celagi, Tangkal Acem (Tamarindus Indicus Linn)
Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi
mencapai 30 m dan diameter mencapai 60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan
untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan
seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam, dibentuk
seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk obat
macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu,
diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang
hitam legam sebanyak 3-9 biji jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya
dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh mahluk halus.
Bagian hitam kecoklatan dari teras asam dinamakan Galih
Asam, bertuah untuk keselamatan, menolak Jin jahat dan anti tenung. Jika
dipukulkan pada seseorang yang mempunyai daya magic hitam maka biasanya akan
punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik dipakai oleh pemimpin berhati
“Satriya Pandita”, kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.
2. Awar-awar, Dausalo, Bar-abar, Sirih Popar (Ficus Septica
Burm)
Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir
tumbuh diseluruh Nusantara, dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya
ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya diperas dapat digunakan untuk
mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.) dan kepiting. Jika
ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat
muntah yang sangat manjur.
Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman
dulu daunnya banyak dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar
diiris halus kemudian dicampur candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini tikee
dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang dinamakan “bedhutan”.
Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya
memperlihatkan gambar seperti pelet timaha, bagian ini banyak dicari pecinta
keris untuk warangka karena diyakini kayu ini dapat meredam keris/tombak yang
panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan black magic. Yang perlu
diingat kayu ini sangat lunak.
3. Bambu Buntet (bambu buta), Bambu Pethuk (Bambusa Sp,
Phyllostachys Sp, Schizostachum Sp, dsb)
Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong.
Dipercaya tongkat atau potongan bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat
dari rumah.
Bambu pethuk adalah bambu yang kedua ruasnya saling bertemu.
Dipercaya siapa saja yang membawa potongan bambu ini akan kesampaian maksudnya,
tidak mendapat gangguan dari siapa saja.
Rotan pethuk adalah rotan yang buku ruasnya saling
berhadapan, khasiatnya sama dengan bambu pethuk.
Bambu Carang Gantung adalah bambu yang tumbuh dari rebung
dan keluar sebagai pohon bambu kecil kecil, diyakini anti jin jahat dan santet,
banyak ditaruh diatas pintu masuk rumah dan jika dipukulkan pada ular akan mati
seketika, juga dipercaya bertuah menghindari wabah penyakit menular dan ilmu
hitam yang hendak mengganggu pemiliknya.
4. Boga (Ficus Toxicaria Linn ?)
Kayu ini menyerupai kayu Kebak (Ficus Alba Reinw), warnanya
putih dan diyakini berkhasiat menglariskan dagangan. Caranya : taruh sepotong
kayu ini didalam almari / etalase barang yang dujual, atau dapat juga disimpan
dalam peti uang. Jika ditaruh didalam rumah dipercaya pemiliknya tak pernah
kekurangan sandang pangan.
5. Bambu Apus Pringgolayan, Wulung & Ori
Bambu Apus (Gigantochloa Apus Kurz) yang tumbuh dibelakang
makam Pangeran Pringgoloyo dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak
jaman dulu dipercaya memiliki tuah membuat pekarangan menjadi angker, karena
itu sering digunakan untuk mengusir penyewa yang bandel, tidak mau pindah.
Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu rumah, tetapi
setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru
kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi
sifat baiknya juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan,
menolak jin jahat. Semua tergantung dari permohonannya.
Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori
(Bambusa Bambos Miq) juga dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk
keperluan ini, ambil sepotong buluh bambu yang satu ruasnya tertutup kemudian
taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air cucian beras,
potong dlingo bangle, garam dan rumput alang-alang. Setiap kali, misal setiap
minggu, isi dengan air cucian beras, sarana ini selain menolak jin jahat juga
menolak tuju, tenung dan santet.
Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate
(diruncingkan). Masing-masing disudut perkarangan atau rumah tusukan bambu ini
kedalam tanah. Taburi garam dan irisan dlingo bangle disekitar tusukan sate
ini.
6. Lingsar (Pterocarpus Sp ?)
Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik,
barat daya desa Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa
menolak jin jahat dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Kayu
Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate), bersifat mudah retak karena
penggantian cuaca.
7. Klumpit, Klumprit (Terminalia Edulis Blanco ?)
Pohonnya tinggi besar, banyak terdapat dihutan jati, namun
kini hampir punah digunakan untuk bahan bangunan yang tidak menuntuk keawetan.
Salah satu pohon Klumpit yang masih alami terdapat di Goa Ngrancang Kencono, 7
km barat daya kecamatan Playen termasuk kawasan desa Manggoran Kidul. Kayu ini
dipercaya bertuah memudahkan permohonan yang bersifat duniawi.
8. Wergu (Rhapis Flabelliformis l’Herit)
Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang
padat.Batang berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon
ini berasal dari China, Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau
sebagai tanaman pagar.
Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th
lebih, dijaman dulu kayunya banyak dieksport ke Hongkong dan China. Nama
dagangnya Cannes de laurier atau jones du Tonkin. Kualitasnya dibedakan : (1)
diameter lebih dari 20 mm, (2) diameter 13-20 mm, (3) diameter 8 – 13 mm. Semua
kualitas ini mempunyai panjang 125 mm.
Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang
berbisa, selain itu juga memiliki daya menambah kekuatan bagi pemakainya.
9. Songgo Langit (Ochrosia oppositifolia K.Schum &
Tridax procumbens Linn.) Kayu Songgo Langit yang dianggap bertuah adalah kayu
Ochrosia oppositifolia K.Schum. yang sudah amat langka, tingginya bisa mencapai
13 – 14 m dengan diameter 30 sm, biasanya tumbuh didaerah pantai atau tepi
pantai. Akarnya keras, dari luar tampak kuning tetapi dalamnya tampak kuning
pucat. Kayunya berbau untuk obat dan biasanya digunakan untuk obat terutama
sakit perut, kejang perut dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang.
Sementara ada yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat ghaib adalah
jenis perdu Tridax procumbens Linn. Biasa tumbuh dikarang karang pegunungan
kapur. Pohon ini banyak bercabang dan akar batangnya kuat. Berasal dari Amerika
Tengah. Tuahnya menolak niat jahat dari orang atau mahluk halus.
10. Pule, Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)
Pohon yang bisa mencapai tinggi 49 m, terdapat diseluruh
nusantara, yang baik biasanya tumbuh dibawah 900 m d.p.l dan didekat air. Ada 2
macam varietas, yang bertangkai dan tulang daun berwarna hijau dan satunya
berwarna ungu. Keduanya memiliki kegunaan sama.
Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis
kayu pule yang keras, tetapi umumnya lunak. Dalam dunia pengobatan dikenal
sebagai obat demam, malaria, penyakit gula darah dan kurang nafsu makan,
rasanya pahit seperti Bratawali. Getah pohon Pule sering digunakan untuk
mematangkan abses (bengkak) di kulit.
Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur
jahat dalam rumah atau pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati kesurupan,
untuk ini ambil cabang yang masih ada daunnya dan cabang pohon awar-awar serta
segenggam tumbuhan alang-alang. Cambukanlah pelan-pelan punggung orang yang
sedang kemasukan roh jahat itu. Biasanya dia akan segera sadar.
11. Rumput Fatimah (Calligonum Sp)
Rumput fatimah banyak diambil kaum muslim dari Tanah Suci
Mekah dipercaya memiliki tuah memudahkan menagih hutang, permohonan pekerjaan,
melunakan hati orang dan sebagainya. Ada juga kegunaan lain untuk memperlancar
persalinan, caranya : masukan rumput itu kedalam air, biasanya akarnya
mengembang, bacalah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak 100 x selama merendam
itu, minumkan segelas ke ibu yang bersangkutan sambil memohon petunjuk Allah.
Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan dan
tekanan darah tinggi, hanya disini digunakan air panas (thermos), bacaannya Al-Fatihah
dan Ayat Kursi masin masing minimal 200 x sesudah itu mohon penyembuhan pada
Allah dan minumkan satu gelas 3 x sehari sampai sembuh. Oleskan air rendamannya
kepada sisakit.
12. Minging
Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut
juga pohon ular.
Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat
kalau masuk hutan, warnanya coklat kehitaman dan agak berat.
13. Cendana (Santalum Album L.)
Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu
ini diyakini bertuah didekati arwah leluhur, jangan membawa pusaka yang
berwarangka Cendana bilamana menengok orang sakit karena dipercaya dapat
mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana akan berbau harum
dan lebih awet.
14. Drini / Sentigi / Stigi / Kastigi (Pemphis Acidula
Forst)
Kayu Drini dulu banyak dijumpai dipantai selatan Jawa
khususnya dipantai Krakal sebelah timur Baron, Gunung Kidul. Menurut beberapa
orang, kayu ini juga ditemukan didaerah pantai lain. Karena banyak dicarai maka
kayu ini terancam punah karena diyakini bertuah untuk keselamatan, anti black
magic, anti gigitan ular dan dijauhi ular. Selain itu rendaman kayu dalam air
juga berkhasiat mengobati penyakit perut. Kayu yang kering akan berbau harum
bila digosok dengan ujung jari. Jenis Drini dari Pulau Kangean oleh penduduk
setempat dinamakan SETIGI, CANTINGGI atau MENTIGI, kayu ini juga banyak dicari
untuk pengobatan, karena langka maka harganya sangat mahal, biasanya pohon
Drini tumbuh ditanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering terendam
air laut.
15. Dewadaru
Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau
Karimunjawa sebelah utara Jepara, diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular,
menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini kurang baik
dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya mendatangkan angin taufan.
Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli tumbuh
didesa Nyamplung, konon jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan Sunan Kudus,
seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu Dewandaru dari Gunung Kawi, walau
jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi dipercaya berkhasiat sama.
16. Kayu Itam, Kayu Arang, Kayu Ebony (Diospyros spp)
Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu
ini, khususnya yang hitam seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan
menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu yang diberi hiasan kayu ebony akan
terasa teduh dan damai sehingga kerasan tinggal diruang tersebut.
17. Kebak (Ficus Sp, Macaranga Sp, Acalypha Sp)
Pohon Kebak umumnya semacam pohon beringin hutan tetapi
tidak bisa besar, namun adapula yang beranggapan pohon ini sejenis waru tetapi
daunnya agak muda, sering disebut Tutup (Macaranga sp, Acalypha sp). Kayunya
yang ringan dipercaya melariskan dagangan dengan menaruhnya ditempat dagangan
atau uang. Kayu ini mudah kena pelapukan / jamur.
18. Kelor, Maronggi, Celor, Keloro (Moringa Olefera Lamk)
Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada
orang yang kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari
jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok dengan
remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang yang punya kesaktian
tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana dipukul dengan cabang
pohon kelor.
Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna
hitam yang biasa disebut GALIH KELOR, bagian kayu ini sering dicari sebagai
jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap
senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang
berpembawaan lekas naik darah.
19. Kengkeng
Banyak dijumpai dilereng Gunung Lawu, dicari karena dapat
menyadarkan orang yang kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi
atau anak kecil bisa menolak roh jahat, roh halus.
20. Krangeyan (Litsea Cubeba Pers)
Pohon setinggi 5 – 15 m dengan batang yang paling besar
hanya berdiameter 25 cm ini banyak dijumpai di daerah pegunungan. Mulai dari
kulit, daun dan bunganya berbau harum. Kayunya diyakini memiliki daya menolak
santet, tenung dan gangguan setan jahat. Untuk pengobatan umumnya baik bagi
sakit pernapasan.
21. Liwung (Arenga Pinnata Merr ?, Calyptrocalyk Spicatus ?,
Cycas Sp ?)
Kayu ini ditemukan didaerah Gunung Lawu, biasnya berbentuk
tongkat atau potongan yang banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya
hitam seperti teras kayu aren, bedanya seratnya agak kasar. Kayu Liwung berasal
dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren laki-laki karena tidak
mempunyai bunga betina. Pohon ini amat jarang, sementara ada kayu sejenis yang
dipercaya sebagai kayu liwung namun asalnya berbeda. Kayu Liwung dipercaya
mempunyai tuah kekebalan terhadap senjata tajam dan tumpul, sangat baik untuk
mereka yang mendalami ilmu kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik untuk
mereka yang mudah terpancing emosinya.
22. Lotrok
Sepintas mirip kayu Kebak atau Boga, namun agak kemerahan.
Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi.
Dipercaya kayu ini dapat memperlancar pesalinan dan anti black magic namun
kadar tuahnya rendah.
23. Mimang
Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol
dipermukaan tanah, konon siapa yang melangkahinya akan bingung dan tersesat.
Akar mimang ditanam ditanah dibawah pintu masuk dan bagian belakang rumah. Baik
akar maupun kayunya dipercaya memiliki khasiat membingungkan orang siapa saja
yang melangkahinya.
24. Pamrih & Ringin Sepuh (Ficus Spp)
Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas
pertapaan Sri Sultan Hamengku Buwono I di Beton Kampung Sewu ditepi Bengawan
Solo, Surakarta. Menurut legenda dibawah pohon itulah baliau berteduh setiap
hari sampai ada bisikan gaib untuk melawan Kompeni Balanda. Kayu Pamrih
dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok bagi mereka
yang berkecimpung di pemerintahan.
Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam
raja-raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga “Waringin Tuwo” atau
Ringin Sepuh, sejak jaman dulu dipercaya memiliki kekuatan gaib. Daunnya yang
jatuh “mlumah kurep” artinya satu jatuh terlentang pada satu sisi sedang
satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit kulit pohon, semuanya
dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak digunakan sebagai zimat
keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan sebuah cabang pohon ini. Kayunya
dipercaya memiliki tuah keselamatan, kewibawaan dan derajat kepangkatan.
Dijaman dahulu, hampir semua warga Yogya yang akan merantau keluar daerah
dibekali bungkusan daun ini. Kalau maju perang atau pergi kedaerah lain, akan
kembali dalam keadaan selamat.
25. Nagasari, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua Ferrea Linn)
Pohon ini asalnya dari India, banyak ditanam dihalaman atau
kebun dibawah 1300 m dpl didaerah Jawa dan Bali, bisa mencapai tinggi 20 m dengan
diameter 50 cm. Yang dianggap bertuah umumnya terdapat di makam-makam tokoh
sejarah, misal Raja, Ulama seperti di Imogiri, Kotagede, Kudus dan Gunung
Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk berhadapan, bunga besar dengan 4
helai daun mahkota yang berwarna putih, berbau wangi. Sedang buahnya berkulit
keras disebut Gandhek berisi 1 – 4 biji. Mulai akar, daun, bunga sampai kulit
dan kayu dimanfaatkan untuk obat dan azimat penangkal bahaya.
Kuncup bunga yang masih tertutup disebut sari kurung atau
cangkok kurung. Sedang kuncup bunga yang telah terbuka disebut sari mekar atau
cangkok mekar. Benang sarinya harum, dinamakan podhisari atau sari naga / sari
cangkok. Bunga yang telah diambil benang sarinya ditumbuk halus menjadi
obat-obatan disebut sari cangkok. Semua ini menjadi bahan campuran pelbagai
obat racikan.
Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar,
caranya biji ditumbuk halus setelah dihilangkan kulit kerasnya, kemudian
ditaruh dalam minyak kelapa atau wijen (sesam oil) dan dipanasi. Minyak ini
sangat baik untuk luka infeksi, eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan segala
macam penyakit kulit. Untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan hangat larutan
nogosari dalam minyak itu dioleskan pada bagian yang sakit.
Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi
dalam. Caranya, ambil 3 –5 nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas
berikut kulitnya lalu seduh dengan air setengah panas (air termos), diamkan
sekitar 5 menit dan setelah dingin diminumkan pada si sakit. Isinya jangan
dibuang tetapi isi dengan air panas lagi dan lima jam kemudian diminumkan lagi
kemudian ditambah air panas lagi dan minumkan 5 jam kemudian. Air nogosari ini
sangat baik untuk mengobati haid yang selalu sakit, pendarahan lambung dan
keputihan. Menurut pengalaman banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek
panas badan dapat disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air
mulai dari biji, serpihan kayu, daun, bunga atau kulit kayunya. Kulit kayu
Nogosari berwarna coklat, jika sudah tua menjadi coklat kehitaman atau coklat
dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya gaib istimewa
terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya dianjurkan puasa mutih
(hanya makan nasi dan minum air putih) selama beberapa hari. Sebelum memotong
kayu, seyogyanya melakukan sesaji selamatan menurut petunjuk penjaga makam.
Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah
dipotong jangan dijemur, tetapi setelah agak kering buatlah barang yang
diinginkan, misal tongkat, pipa, stick dan sebagainya.
Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara
spiritual kayu ini bersipat mengembalikan daya yang dilontarkan kepada pemakai.
Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul diantara kayu bertuah
lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan, pengobatan, perlindungan terhadap
orang jahat/jin jahat, binatang berbisa, anti tenung dan black magic. Pemakai
kayu ini diharapkan berlaku jujur dan suci, jika tidak maka tindakan negatif
nya akan berbalik memukul diri sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika
ujungnya dibakar tidak menyala dan jika direndam air sekitar 10 menit maka
permukaannya akan keluar bulu-bulu halus.
Pantangan : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi wanita
atau pria dan seyogyanya kayu ini jangan dilekati benda logam(emas, kuningan,
perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu yang tua sangat bagus untuk
dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan membawa kayu Nagasari dalam ukuran
besar.
26. Rotan Poleng, Rotan Pethuk (Daemonorops Spp, Gleichenia
Spp)
Batang rotan yang poleng (bintik hitam) dipercaya bertuah
membuat orang kuat berjalan jauh, karenanya dicari untuk dibuat tongkat. Begitu
juga dengan rotan pethuk, artinya dua ruas yang saling berhadapan, dipercaya
memiliki daya gaib, diantaranya bisa menghilang, kebal terhadap senjata tajam
dan menghalau unsur jahat.
Menurut cerita Pangeran Mangkubumi pernah diberi rotan
pethuk dan apabila diajunkan maka musuhnya seakan melihat orang dalam jumlah
banyak sehingga melarikan diri.
27. Secang (Caesalpinia Bonducella Flemm / C. Sappan Linn)
Pohon secang tumbuh dimana-mana, ditanam sebagai pagar hidup
atau pohon liar, pohonnya penuh duri, kayu gubal berwarna putih sedang bagian
terasnya berwarna merah darah. Rendaman atau seduhan air panas kayu secang ini
berwarna merah dikenal sebagai obat manjur penyakit yang ditandai keluarnya
darah seperti demam berdarah, mimisan, muntah darah, berak darah bahkan
penyakit darah tinggi, juga untuk menyembuhkan penyakit gula darah (DM),
jantung, infeksi ginjal dan lever.
Untuk penyakit jantung, seduhan ini ditambah daun Dewandaru
dari Gunung Kawi, anak yang panas dapat didinginkan dengan mengompresnya dengan
seduhan air secang. Penyakit stroke yang belum terlambat dapat diberi minuman
rebusan kayu secang yang ditambah dengan pohon ceplukan dan sedikit adas
pulowaras. Untuk pengobatan penyakit kanker, rebusan secang ditambah serpihan
tatal kayu setigi, nogosari dan segenggam rumput lidah ular atau jika tidak ada
dapat diganti dengan buah Makutha Dewa. Kayu secang bertuah anti roh jahat,
pelarisan dagangan dan menolak santet. Untuk pelarisan seyogyanya semua tempat
barang dagangan dan lantai took dipel dengan air rebusan secang dan bagian
depan tempat usaha disiram dengan seduhan secang setiap pagi sebelum toko buka.
28. Sempu (Dillenia Sp ?)
Kayu berwarna putih seperti kebak, dipercaya menyembuhkan
orang kesurupan, caranya dengan membawa kayu sempu rabalah orang tersebut dan
dengan ijin Allah SWT berdoalah agar orang tersebut sadar, atau rendamlah
sepotong kayu sempu kedalam air putih, basahilah kepalanya dengan air tersebut
dan berdoalah menurut keyakinan anda, semoga orang tersebut bisa sadar. Hal
yang sama bisa dilakukan juga dengan menggunakan potongan kayu nogosari.
29. Setigi, Kastigi, Sentigi, Kayu Sulaiman
Banyak ditemukan didaerah berdekatan dengan pantai laut dan
biasanya tumbuh ditanah berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo
beludru atau duren yaitu hijau dengan bagian bawah berwarna merah tembaga.
Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh
wanita terlebih yang belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih
kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua dan jika memukul orang hanya
menyebabkan pingsan, tidak mati.
Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya
ditempelkan potongan kayu setigi ke bekas gigitan atau sengatan beberapa lama.
Juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular dan tanah sangar karena pengaruh
jin jahat/black magic. Kayu ini bisa juga untuk mengobati penyakit kanker.
Ambil serpihan (tatal) kayu setigi, rebus bersama rumput lidah ular-ularan,
segenggam daun tapak dara dan adas pulowaras, penderita diminta minum 3 x
sehari masing masing 1 gelas. Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam
air. Pemakai kayu setigi atau tesek atau pembawa kayu setigi jangan sekali kali
masuk air karena bisa tenggelam. Kayu ini banyak terdapat dipantai-pantai
khususnya pegunungan kapur yang setiap hari mendapat angin laut.
30. Sodo Saren, Sodo Lanang (Arenga Pinnata Merr)
Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau
jin/setan dan melumpuhkan orang-orang yang memiliki kesaktian karena ilmu
hitam. Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan lidi daun aren,
jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah bisa
kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.
Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu
seperti tikus, ular, kelabang dll, bisa dibersihkan dengan satu ikat lidi aren
yang dikebutkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai dengan
membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering dicampur sedikit
belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas dari segala gangguan.
Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga
diberikan kepada lidi daun kelapa yang jatuh menancap ditanah secara alamiah.
Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren.
Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu
masuk rumah sebagai penolak bala.
31. Sulastri, Slastri, Sletri, Sulastri, Bintangur Bunut
(Calophyllum Soulatri Burm)
Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 m dengan diameter 50 cm.
Dipelihara orang karena bunganya harum, pohon ini dianggap bertuah yang ditanam
di petilasan pemandianLangenharjo, Sukoharjo, Surakarta sebagai peninggalan Sri
Sunan PBX.
Sejak jaman dulu daunnya dipercaya dapat merukunkan pasangan
suami istri yang selalu cekcok atau tidak rukun, begitu juga kayunya dapat
disimpan untuk maksud yang sama. Daun Sulastri sering digunakan untuk penyakit
rheumatik sedang kulit kayunya banyak dimanfaatkan untuk campuran jamu penguat badan.
32. Tesek, Tengsek (Rhynchocarpa Monophylla Backer ?)
Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan dilereng
gunung berapi dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus
dan bulat.
Karena banyak diburu orang, sekarang makin langka, dibedakan
antara Tesek biasa dan Tesek Wulung, yang pertama kayunya putih, disana sini
diwarnai cerat-cerat atau poleng hitam. Tesek lainnya wulung, kulitnya berwarna
coklat tapi lama lama menjadi hitam.
Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika
diletakan diair mengalir maka ia akan berjalan melawan arus, kayu ini bagus
disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah karena bila digunakan untuk
memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, bahayanya tetap ada, orang
bisa pingsan sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin, pipa, tangkai tombak,
gantungan kunci dll.
Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir mengamuk ia
bisa tahan jika memakai kayu ini, juga dipercaya anti tanah sangar, anti hama
tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup (sengatan lebah). Wanita dan
Pria boleh memakai kayu ini dan kayu ini bersifat laki-laki, jodoh kayu ini
adalah kayu setigi. Kayu Setigi yang terkenal dari Gunung Lawu atau Merapi.
33. Timaha
Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet.
A. Pelet Kendhit, pelet yang melingkar pada kayu dengan
warna yang lebih gelap dari kayu asalnya dan kelihatan mengkilap seperti bara
api. Pelet jenis iniberkhasiat membawa kebahagiaan, kemudahan, kekayaan dan
melindungi diri dari bahaya dan penyakit bagi pemiliknya.
B. Pelet Tulak, membentuk garis tebal dari atas kebawah
dengan warna yang menkilap hitam/coklat tua dan gambar yang ditengah lebih
menyala dari gambar yang lain, khasiatnya melindungi pemilik dari senjata
tajam.
C. Pelet Pudhak Sinumpet, menyerupai pelet tulak hanya tidak
mempunyai gambaran hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.
D. Pelet Pulas Kembang, pelet yang menyerupai awan ber-arak
dan berkhasiat menolak bahaya dilaut dan sebagai penolak binatang buas disungai
(buaya, ular dll).
E. Pelet Dhoreng, gambarnya seperti loreng harimau,
berkhasiat pemiliknya menjadi angker/tegar dan disegani. Banyak dicari dengan
harga cukup tinggi.
F. Pelet Ngamal, pelet dengan bentuk bintik-bintik besar
(ceplok) dengan jarak sedikit jarang satu sama lain. Khasiatnya memberikan
kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet ini sedikit memilih dan hanya pejabat
yang memakainya.
G. Pelet Pulas Groboh, gambarnya bintik-bintik besar dan
kecil. Khasiatnya hampir sama dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.
H. Pelet Beras Wutah, bergambar titik-titik kecil merata
pada seluruh kayu, khasiatnya untuk pengasihan (dicintai manusia dan binatang),
banyak dicari dan mahal.
I. Pelet Ngirim (Ngingrim) Kembang, gambarnya berbentuk
besar dan panjang, khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan jenis dan
biasanya dipakai oleh yang belum berkeluarga (bisa jejaka, duda).
J. Pelet Gandrung, bentuknya bulat bulat dan tidak teratur
dengan warna lebih mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.
K. Pelet Ceplok Kelor, gambarannya bulat telur dan besar
seperti daun kelor, khasiatnya memberi keselamatan pada pemilik.
L. Pelet Ceplok Bantheng, pelet yang hampir menutup seluruh
kayu tetapi masih terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya akan selalu
dalam keadaan sehat wal-afiat.
M. Pelet Segara Winotan, pelet yang terdiri dari satu, dua,
tiga bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya dihormati setiap orang dan pelet
ini pemilih, hanya pejabat tinggi yang pantas memakainya.
O. Pelet Gana, pelet yang bergambar seperti batu arca,
khasiatnya memberi kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan dan kebahagiaan.
Dulu hanya dipakai raja atau pejabat tertinggi.
P. Pelet Sembur, pelet dengan gambar titik-titik kecil tersebar
diseluruh permukaan kayu, khasiatnya dapat menundukan manusia atau binatang,
menghindarkan kemarahan orang lain dan umumnya pelet ini mempunyai kekuatan
gaib.
Q. Pelet Nyerat, jenis ini bergambar garis-garis tipis
seperti gambar pada marmer, kadang seperti hurup/tulisan. Khasiatnya pemiliknya
dapat hidup mandiri, percaya diri dan selalu beruntung serta jaya, dalam
berusaha selalu berhasil.
R. Pelet Dewadaru, seperti pelet nyerat, hanya garisnya
lebih tebal dan tajam sehingga kadang-kadang sulit membedakan dengan pelet
nyerat. Khasiatnya melindungi keluarganya dari mara bahaya, melindungi harta
benda dan biasanya pusaka yang memakai pelet ini ditaruh dalam tempat
penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada pohon beringin dan mempunyai nilai
cukup tinggi dan sangat dihormati.
33. Kayu Kaboa
Antara Mitos dan kenyataan.
Kayu kaboa yang dipercaya mengandung tuah khusus. Tuah
“maung Sancang”. Wibawa bagai se ekor Harimau.
Jenis kayu mirip bakau ini, konon yang dianggap mempunyai
derajad yang tinggi hanya tumbuh di hutan Sancang. Itu pun terbatas di sekitar
muara Sungai Cipareang.
Diceritakan, kayu kaboa menjadi saksi utama perjanjian
antara Kiansantang dengan Prabu Siliwangi. Sambil memegang sepotong kayu kaboa,
Prabu Siliwangi menyatakan kepada Ki Santang bahwa dirinya tidak akan dapat
mengikuti ajakan Ki Santang karena akan “ngahiang” (lenyap tanpa bekas) bersama
anak buahnya yang setia.
“Setelah ngahiang, Prabu Siliwangi kadang-kadang menampakkan
diri dalam wujud harimau putih dan menghuni Guha Garogol di tengah hutan
Sancang. Para nelayan sering melihat harimau putih itu pada senja hari sedang
ngadakom di puncak Karang Gajah. Karang tinggi besar di pantai curam penuh
gelombang, sebelah timur muara Sungai Cipangisikan. Sedangkan para pengikutnya
berubah menjadi harimau belang memanjang,”
Harimau belang memanjang inilah yang disebut “Maung Sancang”
dan suka “bersemayam” di kayu kaboa. R.H. Mohammad Affandi, dalam bukunya
“Bandung Baheula” (1969), bercerita tentang seorang penggemar tongkat. Dari
ratusan tongkat miliknya, ada sebuah yang terbuat dari kayu kaboa. Tiap malam
Jumat, tongkat itu sering menimbulkan suara gaduh.
Waktu dicoba diintai, di ruang peyimpanan tongkat, tampak
sesosok tubuh berbulu sedang duduk-duduk santai. Seekor harimau. Keesokan harinya,
pemilik tongkat mendadak sakit keras. Atas anjuran seseorang, ia harus menjual
atau memberikan tongkat kayu kaboa itu jika ingin segera sembuh. Tentu saja,
anjuran itu dituruti. Selain ingin sembuh, ia juga takut jika di rumahnya ada
tongkat “persemayaman” harimau.
Selain buat kewibawaan, kayu kaboa juga dipercaya bertuah
dapat menetralisir aura negative, dan dapat menolak Jin jahat.
35. Delima
Buahnya bulat hampir sebesar jeruk. Berkulit keras, merah,
kecokelatan atau agak ungu. Daging buahnya terdiri dari butiran-butiran merah.
Rasanya manis-manis segar. Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan
yang berasal dari Iran. Namun ia sudah menyebar di daerah Mediterania.
Belakangan juga sudah mudah ditemukan di Asia Tenggara dan RRC bagian selatan.
Tanaman ini mudah tumbuh di hampir semua iklim, namun menyebar di dataran
rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Walaupun tak terlalu memilih, tapi delima
bisa tumbuh subur di tanah gembur kering.
Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah
dan delima ungu. Namun yang paling dikenal sebagai pangan dan obat adalah
delima merah. Sejak dulu, delima memang sudah dimanfaatkan sebagai penganan
yang terkadang diolah menjadi minuman segar. Tak jarang pula diolah menjadi
obat penyembuh berbagai penyakit.
Konon, seluruh bagian tumbuhan delima ini bisa dimanfaatkan
sebagai obat. Mulai dari kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji dan
bunganya. Untuk penggunaan kulit akar, biasanya dikeringkan dahulu. Sementara
pengolahan kulit buah bisa langsung dipakai segar atau setelah dikeringkan.
Khasiat delima ini memang luar biasa banyak. Kulit buah digunakan untuk
pengobatan sakit perut karena cacingan, buang air besar mengandung darah dan
lendir (disentri), diare kronis, perdarahan seperti wasir berdarah, muntah
darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps rektum, radang
tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea) dan nyeri lambung.Kulit akar
dan kulit kayu digunakan untuk cacingan, terutama cacing pita (taeniasis),
batuk, diare. Bunga digunakan untuk penyembuhan radang gusi, perdarahan,
bronkhitis.
Nah, daging buahnya bisa juga dimanfaatkan sebagai penurun
berat badan, cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah
tinggi , sering kencing, rematik (artritis), perut kembung. Lalu biji-bijinya
juga bisa dipakai sebagai obat penurun demam, batuk, keracunan dan
cacingan.Berdasarkan penelitian, kulit akarnya yang banyak menyimpan
senyawa-senyawa alkaloid, antara lain pelletierin. Senyawa ini berguna untuk
pengobatan cacingan. Sementara tumbukan buah atau seduhannya berguna untuk
menghentikan mencret atau disentri. Lantas, air rebusan bunganya bisa dijadikan
alternatif pereda sakit gigi.
Selain alkaloid, dalam kulit akar, kulit batang dan buah,
terkandung zat penyamak. Zat ini berkhasiat untuk mengecilkan pori-pori,
antiseptik dan hemostatik yang baik untuk keputihan. Begitupun, olahan buah
delima sebagai jus membuktikan khasiat yang lainnya. Jus buah delima dipercaya
mampu menangkal penyakit jantung dan meluruhkan penumpukan lemak. Percobaan
sudah dilakukan pada tikus-tikus lab. Selain itu, delima mengandung antioksidan
yang luar biasa tinggi. Karena itu, ia juga bisa dimanfaatkan untuk menangkis
serangan radikal bebas.
Segelas jus buah delima mengandung asam sitrat, asam malat,
glukosa, fruktosa, maltosa, vitamin A dan C, mineral (kalsium, fosfor, zat
besi, magnesium, natrium dan kalium) dan tanin. Pemanfaatan lain, karena
kandungan alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan cacing
pita, cacing gelang dan cacing kremi. Kulit buah dan kulit kayu juga astringen
kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.Membuat jus delima sangat mudah.
Tinggal belah dan ambil bagian biji yang dibungkus daging berselaput. Masukkan
daging buah dan biji ini ke dalam juicer atau alat pembuat jus. Setelah itu
saring dan jus delima segar siap diminum. Satu buah delima ukuran sedang bisa
menghasilkan setengah gelas jus. (berbagai sumber).
Seandainya Anda ingin menyimpan jus untuk pemakaian jangka
panjang, bisa disimpan dengan proses tertentu. Caranya, jus dibeklukan dan
disimpan dalam wadah kedap udara. Jus bisa disimpan di lemari pendingin dan
bisa bertahan sampai beberapa minggu.
36. Kayu Kemuning (Murraya paniculata)
adalah tumbuhan dari famili Rutaceae M. paniculata in flower
pots
Kemuning (Murraya paniculata) atau nama sinonimnya Murraya
exotica L.; Murraya banati Elm; Chalas paniculata, merupakan tumbuhan tropis
yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Daunnya
seperti daun jeruk, cuma berukuran lebih kecil, sering digunakan sebagai
tumbuhan hias atau tumbuhan pagar. Bunganya terminal dan harum, petal 12-18 mm,
panjang, putih. Buahnya akan berwarna merah sampai oranye jika sudah matang,
Kemuning merupakan salah satu tumbuhan yang ditanam di halaman
Rumah Gadang di Minangkabau, yang di dalam Pidato Pasambahan Rumah Gadang
diungkapkan bahwa kamuniang untuak pautan kudo yang artinya kemuning untuk
pautan kuda.
Senyawa dari golongan kumarin yang berhasil diisolasi adalah
murrmeranzin, isopropylidene murrangatin, murralonginal and pranferin
Kegunaan lain :
Masyarakat Minangkabau secara tradisional menggunakan akar
kemuning untuk tangkai pisau atau ladiang (golok). Urat kemuning ini warnanya
bagus dan liat, sehingga tidak mudah pecah jika digunakan. Kayu kemuning juga
bisa digunakan untuk sempoa, tangkai kuas dan juga untuk tongkat
Sumber : dari berbagai sumber di Internet
0 komentar